Sebenernya gua ngebahas soal "postmodernism" ini karena dapet referensi buku dari dosen.
bukunya klo gak salah "The Troubles with Postmodernism" - Steven Morawski. Dan berhubung gua gak ngerti apa itu postmodernism, jadi marilah kita bahas sedikit tentang postmodernism :)
Di copas dari wikipedia:
Postmodernisme
Dari Wikipedia bahasa Indonesia,
ensiklopedia bebas
salah satu
lukisan Banksydi
Sungai Barat tembok Israel(2005), John Watkins Chapman mengibaratkan
Postmodernisme sebagai lukisan yang melampaui gaya impresionisme dari Prancis.
Postmodernisme adalah gerakan
abad akhir ke-20 dalam seni, arsitektur, dan kritik itu adalah keberangkatan
dari modernisme[1][2]. Postmodernisme termasuk interpretasi
skeptis terhadap budaya, sastra, seni, filsafat, sejarah, ekonomi, arsitektur,
fiksi, dan kritik sastra. Hal ini sering dikaitkan dengan dekonstruksi dan
pasca-strukturalisme karena penggunaannya sebagai istilah mendapatkan
popularitas yang signifikan pada waktu yang sama sebagai abad kedua puluh dalam
pemikiran post-struktural.
Postmodernisme
adalah faham yang berkembang setelah era modern dengan modernisme-nya. [3] Postmodernisme bukanlah faham tunggal
sebuah teori, namun justru menghargai teori-teori yang bertebaran dan sulit
dicari titik temu yang tunggal.[3] Banyak tokoh-tokoh yang memberikan arti
postmodernisme sebagai kelanjutan dari modernisme.[3] Namun kelanjutan itu menjadi sangat
beragam. Bagi Lyotard dan Geldner,
modernisme adalah pemutusan secara total dari modernisme.[3] Bagi Derrida, Foucault dan Baudrillard, bentuk radikal dari kemodernan yang
akhirnya bunuh diri karena sulit menyeragamkan teori-teori[3]. Bagi David
Graffin, Postmodernisme adalah koreksi beberapa aspek dari
moderinisme. Lalu bagi Giddens, itu adalah
bentuk modernisme yang sudah sadar diri dan menjadi bijak.[3] Yang terakhir, bagi Habermas, merupakan satu tahap dari modernisme
yang belum selesai.[3]
Etimologi
Berdasarkan
asau usul kata, Post-modern-isme, berasal dari bahasa Inggris yang artinya
faham (isme), yang berkembang setelah (post) modern.[3] Istilah ini muncul pertama kali pada
tahun 1930 pada bidang seni oleh Federico de Onis untuk menunjukkan
reaksi dari moderninsme.[3] Kemudian pada bidang Sejarah oleh Toyn
Bee dalam bukunya Study of History pada tahun 1947.[3] Setelah itu berkembanga dalam
bidang-bidang lain dan mengusung kritik atas modernisme pada bidang-bidangnya
sendiri-sendiri.[3]
Postmodernisme
dibedakan dengan postmodernitas,
jika postmodernisme lebih menunjuk pada konsep berpikir.[4] Sedangkan postmodernitas lebih menunjuk
pada situasi dan tata sosial sosial produk teknologi informasi, globalisasi,
fragmentasi gaya hidup, konsumerisme yang
berlebihan, deregulasi pasar uang dan sarana publik, usangnya negara dan bangsa
serta penggalian kembali inspirasi-inspirasi tradisi.[4] Hal ini secara singkat sebenarnya ingin
menghargai faktor lain (tradisi, spiritualitas)
yang dihilangkan oleh rasionalisme, strukturalisme dan sekularisme.[4]
Setidaknya kita
melihat dalam bidang kebudayaan yang diajukan Frederic Jameson, bahwa
postmodernisme bukan kritik satu bidang saja, namun semua bidang yang termasuk
dalam budaya.[3] Ciri pemikiran di era postmodern ini
adalah pluralitas berpikir dihargai, setiap orang boleh berbicara dengan bebas
sesuai pemikirannya.[3] Postmodernisme menolak arogansi dari
setiap teori, sebab setiap teori punya tolak pikir masing-masing dan hal itu
berguna.[3]
0 komentar:
Posting Komentar